Wednesday, February 20, 2013

Al-Baqarah : Ayat 40

يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اذْكُرُوا نِعْمَتِيَ الَّتِي أَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ وَأَوْفُوا بِعَهْدِي أُوفِ بِعَهْدِكُمْ وَإِيَّايَ فَارْهَبُونِ
Artinya: “Hai Bani Israil, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu, dan penuhilah janjimu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu; dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut (tunduk)
(QS. al-Baqarah (2): 40)

Tafsir Al-Mu'ien

Allah swt. memulai ayat ini dengan menyebut Bani Israel (orang-orang Yahudi) karena merekalah bangsa yang paling dahulu mengemban Kitab-kitab samawiyah dan karena di antara mereka terdapat pula orang-orang yang paling keras memusuhi orang-orang yang beriman kepada Nabi Muhammad saw. Kalau mereka masuk Islam maka hal itu akan merupakan alasan yang kuat yang dapat dihadapkan kepada orang-orang Nasrani dan orang kafir yang lain yang tidak mau beriman dan pula karena bangsa Yahudi lah yang paling dahulu berjanji kepada Allah swt. bahwa mereka akan beriman kepada setiap nabi yang diutus-Nya, apabila telah ada bukti-bukti yang nyata.
Bani Israel itu keturunan Nabi Yakub a.s. dan Nabi Yakub ini terkenal sebagai hamba Allah yang amat saleh serta sabar dan tawakal. Maka Allah swt. memanggil anak cucu Yakub dalam permulaan ayat ini dengan sebutan “Bani Israel” untuk mengingatkan kepada mereka agar mereka mencontoh nenek moyang mereka itu dalam hal keimanan, ketaatan, kesalehan, ketakwaan dan kesabaran serta sifat-sifat lain yang terpuji. Hal ini disebabkan karena pada waktu turunnya Alquran kepada Nabi Muhammad, tampaklah gejala-gejala bahwa tingkah laku Bani Israel itu sudah melampaui batas dan jauh menyimpang dari ajaran dan sifat-sifat nenek moyang mereka itu, terutama sikap mereka terhadap Alquran yang diwahyukan Allah kepada Nabi Muhammad saw. Mereka tidak mau beriman bahwa Alquran itu adalah wahyu Allah, bahkan mereka mendustakan kenabian dan kerasulan Muhammad saw. Seharusnya merekalah yang paling dahulu beriman kepada Nabi Muhammad saw, sebab berita tentang kedatangan beliau telah disebutkan lebih dahulu dalam kitab suci mereka, yaitu Taurat.
Dalam ayat ini terdapat tiga macam perintah Allah swt. kepada Bani Israel, yaitu.
Pertama, agar mereka senantiasa mengingat nikmat-nikmat Allah yang telah dilimpahkan-Nya kepada mereka dan mensyukurinya dengan lisan dan dengan perbuatan. Apa wujudnya nikmat-nikmat tersebut, memang tidak diterangkan dalam ayat ini. Tetapi yang dimaksud antara lain ialah bahwa Allah telah memilih nabi-nabi-Nya diri kalangan mereka itu. Dan hal ini terjadi dalam masa yang cukup lama, sehingga mereka diberi julukan sebagai “Sya`bullah al Mukhtar” yaitu “hamba-hamba Allah yang terpilih”. Semuanya itu harus mereka ingat dan mereka syukuri. Dan salah satu cara untuk mensyukurinya ialah beriman kepada setiap nabi yang diutus Allah untuk memberikan bimbingan kepada manusia. Akan tetapi dalam kenyataannya mereka menjadikan nikmat tersebut sebagai alasan untuk tidak menerima seruan Nabi Muhammad saw, malah mengejeknya dan mengatakan bahwa nikmat dan karunia Allah hanya tertentu untuk mereka saja.
Kedua, Janji mereka kepada Allah swt. ada dua macam, pertama ialah janji yang berlaku bagi seluruh manusia, yaitu bahwa mereka harus menimbang segala masalah dengan timbangan akal dan pikiran serta penyelidikan yang akan membawa mereka kepada mengetahui hakikat segala sesuatu, sebagai jalan untuk mengenal Allah. Kedua, janji bahwa mereka hanya akan menyembah Allah semata-mata dan tidak akan memperserikatkan-Nya dengan sesuatu pun dan bahwa mereka akan beriman kepada rasul-rasul-Nya. Andai kata Bani Israel yang ada pada masa itu memperhatikan janji janji tersebut, antara lain ialah bahwa Allah swt. akan mengutus seorang nabi yang berasal dari keturunan saudara nenek moyang mereka yang menurunkan suatu bangsa yang baru, yaitu bangsa Arab, niscaya mereka beriman kepada Nabi Muhammad saw dan pastilah pula mereka mengikuti petunjuk yang diturunkan Allah kepadanya dan dengan demikian mereka akan termasuk orang-orang yang memperoleh kemenangan.
Sebaliknya, jika mereka memenuhi janji kepada Allah, maka Allah akan mengizinkan mereka untuk menetap di tanah suci Palestina dan mereka akan diberi kemuliaan serta kehidupan yang makmur. Kenyataan menunjukkan bahwa mereka tidak memenuhi janji-janji mereka itu, antara lain disebabkan karena rasa takut dan khawatir terhadap satu sama lainnya.
Ketiga, Agar mereka hanya takut kepada Allah semata-mata. Perintah ini diberikan Allah karena kenyataan menunjukkan bahwa Bani Israel itu tidak memenuhi janji-janji mereka kepada Allah antara lain, mereka tidak mau beriman kepada Nabi Muhammad. Hal itu disebabkan karena rasa takut mereka terhadap satu sama lain. Maka Allah memerintahkan agar mereka hanya takut kepada Allah semata-mata dan jangan takut kepada selain Allah. Sebab, hanya Allah sajalah yang menguasai segala persoalan dan Dialah yang telah memberikan nikmat yang begitu besar kepada mereka dan Dia pulalah yang kuasa untuk mencabut kembali nikmat itu dari tangan mereka dan Dia pulalah yang akan mengazab mereka lantaran tidak mensyukuri nikmat itu. Mereka seharusnya tidak perlu merasa takut terhadap sesamanya karena khawatir akan hilangnya sebagian dari keuntungan-keuntungan mereka atau akan terjadinya malapetaka atas diri mereka karena mengikuti yang hak dan menyalahi kemauan pemimpin-pemimpin mereka. Allah lebih kuasa dari pada pemimpin-pemimpin itu.

No comments:

Post a Comment