Wednesday, February 20, 2013

Al-Baqarah : Ayat 47



يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اذْكُرُوا نِعْمَتِيَ الَّتِي أَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ وَأَنِّي فَضَّلْتُكُمْ عَلَى الْعَالَمِينَ
Artinya: “Hai Bani Israil, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu dan (ingatlah) bahwasanya Aku telah melebihkan kamu atas segala umat.
(QS. al-Baqarah (2): 47)

Tafsir Al-Mu'ien

Allah swt. telah melebihkan mereka itu dahulunya terhadap bangsa lain yang pada masa itu telah mempunyai peradaban dan kebudayaan yang tinggi, misalnya bangsa Mesir dan penduduk tanah suci Palestina. Allah swt, memanggil mereka lagi pada permulaan ayat ini dengan menyebut nama nenek moyang mereka “Israel”, ialah Nabi Yakub karena dialah yang menjadi asal kebangsaan dan sumber kemuliaan mereka. Dan nikmat yang telah dilimpahkan kepadanya dapat dinikmati oleh mereka semuanya.
Kelebihan yang telah dikaruniakan Allah kepada mereka itu dahulunya adalah karena nenek moyang mereka itu sangat berpegang teguh kepada sifat-sifat yang mulia dan menjauhi sifat-sifat dan perbuatan-perbuatan jelek karena setiap orang yang dirinya mulia dan dilebihkan dari orang-orang lain tentu ingin menjaga kehormatan itu, sehingga ia menjauhi sifat-sifat dan perbuatan-perbuatan rendah.
Karena Bani Israel yang ada pada masa turunnya ayat ini telah jauh menyimpang dari sifat-sifat yang mulia yang dipegang teguh oleh nenek moyang mereka dulunya, maka Allah swt, memperingatkan mereka kepada nikmat-Nya dan kelebihan yang telah diberikan kepada mereka itu dulunya, menyadarkan mereka bahwa karena Allah swt, telah memberikan kelebihan itu kepada mereka tentu Dia berhak pula untuk suatu ketika memberikannya kepada orang lain, misalnya kepada Nabi Muhammad saw dan umatnya dan bahwa Bani Israel itu sepatutnya lebih memperhatikan ayat-ayat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Seseorang yang diberi kelebihan itu tentunya sepatutnya lebih dahulu dari orang-orang lain berbuat keutamaan. Apabila keutamaan yang diberikan kepada Bani Israel itu disebabkan karena banyaknya para nabi dipilih dari kalangan mereka, maka hal itu tidaklah menjamin bahwa setiap pribadi dari Bani Israel itu lebih utama dari setiap orang yang berada di luar lingkungan mereka. Dan bahkan ada kemungkinan bahwa orang lain itu lebih mulia dari mereka apabila mereka sendiri telah meninggalkan sunah dan ajaran-ajaran nabi-nabi mereka itu. Sementara orang-orang lain bahkan menjadikannya petunjuk dan pedoman hidup mereka dengan sebaik-baiknya.
Dan apabila keutamaan mereka itu, disebabkan dekatnya mereka kepada Allah swt, sehingga mereka pernah disebutkan “sya’bullah”, lantaran mereka dulunya mengikuti syariat-syariat-Nya, maka hal itu hanya berlaku pada diri nabi-nabi tersebut bersama orang-orang yang menjalankan syariat-syariat mereka itu selama mereka tidak menyimpang dari ajaran-ajaran tersebut dan selama mereka tetap berjalan pada jalan yang benar yang disebabkan mereka berhak menerima kelebihan dan keutamaan itu. Akan tetapi mereka yang sudah meninggalkan ajaran-ajaran para Nabi, tidaklah dapat dipandang sebagai “orang-orang yang dekat” kepada Allah swt.

No comments:

Post a Comment